Senin, 28 Februari 2011

Indonesia dan Indonesia raya (blues rock version) by Rama Satria



Pedas, tegas, menohok... Menonton sekaligus mendengar jimi hendrix membawakan star spangled banner, sangat mewakili bagaimana keberadaan Amerika saat itu skaligus juga menunjukan akan kecintaan Jimi terhadap tanah kelahirannya, begitu tidak kalahnya juga dengan lagu Indonesia Raya ini yang di aransemen ulang dari kedalam jiwa seorang gitaris blues muda Indonesia, Rama Satria.

Tanpa perlu lubrikasi sintetis, cukup dengan penjiwaan, pikiran anda akan dipimpin dengan khusuk, berepresentasi ria tentang Indonesia, saat menonton dan mendengar lagu yang dimainkan pendekar stratocaster ini. Gak terlalu ribet, cuma menambah sedikit penyedap rasa blues rock, dengan penjiwaan, tangan yang pintar mengobel, racikan efek yang pas, menjadi sebuah sinergi yang baik, seperti atom yang pecah.

Ketika saya mendengar lagu Indonesia Raya blues rock version ini, saya berbicara dengan beberapa orang, menanyakan tentang apa pendapat mereka? Hal yang paling utama mereka katakan bahwa, apa boleh lagu Indonesia Raya di mainkan seperti ini, bukannya itu melanggar undang2 yang ada tentang menjelakan lagu kebangsaan. Menurut pribadi saya sih tidak. Ada masalah apa dengan gubahan lagunya? Terlepas dari sahnya atau tidak, malah menurut saya biarkan versi ini ada walaupun unofficial, sepertinya malah bisa menggambarkan keadaan Indonesia saat ini dengan lebih tepat. Dalam hal, ketika mendengarkannya, bukan saja saya bangga terhadap tanah air ini (Indonesia), tapi juga bagaimana saya merasa tertampar oleh sindiran satir dari nada2 blues yang di improfisasikan kedalamnya.

Apa yang membuat mencuatnya berbagai macam gambar tentang Indonesia ketika saya mendengarkan versi ini? Pertama sadarnya saya bahwa arus global, secara tidak langsung itu masuk dalam kehidupan berbangsa, kita tidak dapat mengekang arus budaya luar yang masuk, kita hanya dapat memilah2nya saja, atau kita karantina sesuai dengan filter kita masing2, asalkan tetap berada dalam koridor Bhineka Tunggal Ika, tidak diluar dari itu. Maksud saya dalam hal ini, ketika blues itu ditambahkan didalamnya, serta ornamen ala texas yang dikenakan broer Rama... emang blues itu musik yang berasal dari Indonesia? Kedua siraman nada2 ganjil blues yang bercampur dengan nada2 asli dari Indonesia raya, membuat saya berpikir tentang korupsi bangsa, kaum minoritas yang tertindas, degradasi moral bangsa karena tanpa hikmat mengambil budaya luar, budaya bangsa yang semakin hilang, buruh yang tidak dihargai, demokrasi yang kebablasan, pembodohan masyarakat yang disengaja, dll. Secara sadar memang itu semua pikiran negatif, tapi memang itulah yg terjadi di bangsa ini, dan broer Rama berhasil memancing pikiran itu keluar dari kepala saya. Ketiga saya kagum dengan teknis pengambilan gambar, cutting editing-nya, dan cahaya panggung yang membantu si pendekar Stratocaster dan lagu yang dimainkannya, mengeluarkan roh dari lagu tersebut.

Kemudian saya kembali berpikir dan menyadari, dulu waktu saya kecil, di bangku SD, SMP, dan SMA, lagu ini sering saya nyanyikan dalam upacara2 disekolah, yang hampir dilaksanakan setiap hari senin, tapi itu dilakukan secara rutinitas dan seremonial saja, tidak dengan sungguh2 saya menyanyikannya, seperti seseorang yang beragama, yg menjalani agamanya hanya karena keturunan, tapi tidak menjalankannya dengan benar sesuai dengan perintah Tuhan yang diajarkan didalamnya karena dia bertumbuh didalamNya. Semenjak saya mendengar lagu Indonesia Raya blues rock version ini, membuat saya terbangun dan sadar, dan bertanya apa yg sudah saya lakukan kepada bangsa ini dalam hal yang positif?

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsa ku, rakyatku, semuanya...
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badanya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Tanah ku, negri ku, yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

jangan-jangan lagu kebangsaan Indonesia ini 20 tahun mendatang sudah tidak ada lagi, hanya menjadi sejarah, atau hanya menjadi sebuah nyanyian yang tak berisi? Semoga burung garuda itu tidak terbang dan semoga makin banyak orang yang dapat berkarya melalui talentanya masing2 untuk negri ini, seperti pemuda campuran ini, Rama Satria, yang menurut saya menyadarkan bangsa Indonesia dengan kritik2nya yang pedas yang dapat di rasa melalui lantunan Indonesia Raya blues rock version-nya!

Dan lagi2 kembali Rama menegaskan, seperti para pendahulu2nya yg menjadi inspirasinya juga, bahwa blues itu lebih dari sekedar kulit, tapi lebih kepada konten. Maksimal!!! Bravo!!!


Kamis, 11 November 2010

God rules vol.1


Bayangkan ketika anda berpergian dari Jakarta menuju Bali melalui jalur darat memakai mobil anda sendiri, berapa banyak rambu2 dan lampu merah/tanda2/jalan Lalu lintas yang akan temui? pasti banyak bukan. Apakah anda memahami tujuan dari rambu2/lampu merah/ tanda2 jalan itu ada dan berlaku? Saya kira sudah pasti. Coba bayangkan jika rambu2/lampu merah/tanda2 jalan itu tidak ada, apakah anda yakin akan sampai ke Bali dengan selamat, bebas dari kecelakaan, atau tidak mengalami kemacetan yang parah. Itulah gunanya rambu2/lampu merah/tanda2 jalan sebagai peraturan yang harus di taati ketika anda sedang dijalan dalam sebuah perjalanan, entah itu berjalan kaki ataupun memakai kendaraan.Tapi yang menjadi pertanyaan, apakah 100% kita dapat mentaati seluruh peraturan itu dengan baik dan benar, saya pribadi berkata tidak. Untuk itu ada yang namanya penghukuman dan pengampunan, bukan sogokan. Penghukuman adalah proses untuk menyadarkan kita akan kesalahan yang kita lakukan agar tidak diulangi lagi, sedangkan pengampunan adalah proses untuk menyadarkan kita akan kesempatan yang diberikan kembali agar kita bisa hidup lebih baik dan benar semakin sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Begitu juga dengan kehidupan rohani, dari awal manusia dijadikan Tuhan sebagai sang pencipta yang menciptakan seisi dunia termasuk manusia didalamnya sudah membuat berbagai peraturan2 dengan tujuan mengatur ketertiban kehidupan manusia dan mendidik manusia untuk menghormati sesama dan Tuhannya, sebagaimana itu telah dicontohkan oleh Tuhannya sendiri terlebih dahulu. Sebagai manusia apakah kita yakin dapat menjalankan segala peraturan2 yang ada secara baik dan benar tanpa melakukan kesalahan? Klu ada manusia yang menjawab ia, jangan2 dia adalah jelmaan Tuhan lageee...!!! Dengan itu ada juga yang namanya penghukuman dan pengampunan yang Tuhan berikan. Dalam sebuah penghukuman yang Tuhan berikan kita tidak dapat menyamakan dengan penghukuman seperti yang manusia lakukan. misalanya kesalahan kita A, belum tentu akan dibalas A, tapi yang pasti kita harus menjalani hukuman itu dengan ikhlas, tanpa takut dan khawatir karena Tuhan akan memampukan kita tuk melewati hukuman itu, sehingga kita sadar dan diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang kita lakukan lagi. Maksud dan Tujuan dari hukuman bukanlah sebuah bentuk kekerasan atau kejahatan Tuhan, akan tetapi itu adalah tindakan sayang yang Tuhan berikan. Dalam sebuah pengampunan, ini adalah tindakan dimana Tuhan kembali memberikan kita untuk menyadari bagaimana hukuman itu membangun kita untuk kita menjadi contoh bagi orang lain akan apa yg telah kita lakukan dulu dan sesudah kita hidup kembali dalam progres yang benar, tapi bukan berarti pengampunan ini adalah kesempatan untuk kita tuk berbuat kesalahan lagi.

Setelah saya coba pahami, akhirnya saya mempunyai pernyataan bahwa saya tidak suka dengan kalimat "melanggar peraturan" a.k.a. "break the rules", saya lebih suka dengan kalimat "merombak peraturan" a.k.a "changes the rules". Kenapa? konotasi umum manusia modern dari kata break the rules adalah bentuk radikal guna mencoba untuk menghancurkan peraturan itu, dan biasanya tergantikan dengan hal2 yang negatif, sedangkan changes the rules mempunyai itikat tuk membuat peraturan itu lebih baik, entah meniadakannya atau menggantikannya dengan peraturan yang lebih baik. Berkaitan lagi dengan kehidupan rohani, pemahaman saya ternyata Tuhan sangat fleksibel sekali dan selalu mengupdate peraturan2 yang ada, tetapi bukan meniadakannya. Maksudnya adalah guna menjawab tantangan jaman yang ada, dinamis gak statis.Seringkali dari kita ingin sekali pengampunan, tetapi kenapa tidak mau dihukum terlebih dahulu, padahal sebelum ada pengampunan harus ada penghukuman dulu.

notes : ini adalah tulisan tentang pemahaman dan pengalaman pribadi saya, jadi sangat subjektif, walaupun saya yakin banyak orang yg mempunyai pemikiran seperti yang saya tulis. Seandainya tulisan ini mengundang perdebatan, ya silahkan saja taruh komen anda, atau seandainya saya salah, tolong dibenarkan, kita hidup dalam fleksibitas antara dunia modern dan postmodern.

Gbus :)

Kamis, 14 Oktober 2010

Jimi blues dan segelintir komat kamit

Analoginya : Jimi Hendrix tuh rasanya bukan seperti ketika anda menegak milk shake coklat atau juice guava, yang benar itu seperti anda minum Scotch Whisk atau Bourbon" atau yang lebih parah lagi nyuntik putaw or heroin, pertama kali pasti gak enak tapi lama-lama jadi addict (terkadang posisinya lebih menjadi candu dibanding blues itu sendiri).
Bagi gue jimi Hendrix itu seperti "Jazz", seperti halnya lukisan Impresionis dan "bues", seperti halnya lukisan ekspresionis. berbeda tapi masih dalam satu kerangka dan satu tujuan. Jazz itu seperti tindakan defensif dan blues itu seperti tindakan ofensif.

Seorang Miles Davis boleh dibilang sebagai salah satu dari sekian banyak dewa jazz, ya dia adalah dewa besar jazz yang ada di dunia dan dia itu nge-fans berat dengan Jimi Hendrix. Miles Davis berusaha untuk mendapatkan nuansa seperti halnya Hendrix didalam permainan Trumpet-nya (baca : wah or cry baby ). Mungkin disini kita harus mendengar dulu sebuah lagu dari Hendrix yg sangat populer yaitu voodoo chile, dimana Hendrix memainkan wahnya dengan jiwa, bukan hanya teknik.

Sebuah lukisan karya Picasso kalo dinilai sama yang sama sekali gak ngerti, atau orang yang tidak berjiwa seni akan dibilang jeleknya gak ketulungan, intinya berarti harus ada penjiwaan dan pendalaman makna dari apa yg dilihat atau dirasakan, dgn kata lain ikut masuk kedalam.

Tapi ini biasa, karena seni itu bicara secara pribadi dan sama sekali gak hubungannya dengan tehnik main atau sound.
Coba dengerin muddy waters dan Robert Johnson, main nya gak keruan dan sound-nya kayak bunyi kaleng rombeng, sember gila, tapi bagi yang mendalami, macam Jimi Hendrix atau Eric Clapton, maka mereka adalah semacam dewa.

dalam hal mendengar karya-karyanya Jimi Hendrix, gue gak bosen-bosen dan setiap kali gue dapat pelajaran baru, seperti halnya melihat lukisan salvador dali setiap hari gue mampu melihat detil2 yang kemarin gak kelihatan dan akhirnya tau apa maksudnya.

Banyak gitaris yang hebat-hebat seperti Satriani, Petrucci, Paul Gilbert, Vai, dllnya, tapi menurut gue (walaupun skill gue jauh banget dari mereka, dan emang sepertinya gak mampu guenya... hehehe) mereka terlalu hambar, tidak ada kedalaman dalam bermain gitarnya, kayak robot, alhasil agak sedikit bored sih.
Begitu juga dengan gitar berujung runcing yang mereka pakai, gak nyeni kayak gitar buatannya om leo dan om paul. (ini bukan berbicara masalah pro atau kontra, bagus atau tidak).

Well, selalu akan ada penggemar New Porche, BMW seri 5 atau truck, cadillac sedan, Vintage Muscle Car kaya' Mustang.
Cuman satu pertanyaan, mana yang lebih anda suka : Jeans Guess yang gress glossy entah itu orisnil atau bukan atau barang 2nd pasar senen yang kebanyakan telah terlihat buluk?

ini bukan masalah musik lain selain blues adalah sampah, ini cuma berbicara masalah orisinalitas dari perkembangan musik modern... hampir semua musik, pasti ada blues notenya... dan kebetulan gue emang pecinta blues

ini adalah kalimat hasil dari renungan saya sendiri "kita sama-sama pemusik, tapi yang membedakan adalah, saya adalah seorang seniman yang mencoba bermusik dan anda hanyalah seorang player yang suka bermusik". Anda harus mendengarkan blues (jazz juga) untuk melangkah dalam bermain musik modern yang lainnya, atau memainkan blues (jazz) itu sendiri.

Tapi saya tidak ingin menjual jiwa saya kepada Iblis, seperti issue atau rumor para musisi blues dunia... walaupun awal mula penciptaannya berdasarkan keadaan yang kritis, penuh pemberontakan, namun saya tau blues note itu hasil kreatif dari Tuhan yang diberikan kepada manusia, hanya liriknya yang tinggal ditentukan mau kemana arahnya.

Jimi Hendrix is waaayyyy beyond...miles ahead...

Rabu, 06 Oktober 2010

penjiwaan atau memang anti waras




entah orang ini pemain teater atau orang gila beneran... aspal panas tempat yang tepat buat berbaring dan beristirahat

Rabu, 15 September 2010

cadangan

kita menginap dihotel melati, aku dan kekasihku bermalam divilla warisan
kau tidur dikamar kostanmu, aku dan pasanganku tidur dirumah kami
tak perlu kau hubungi aku, nanti aku yang menghubungi kamu
kau dan aku dibalik layar, aku dan kekasihku didepan layar
kau dan aku bermain umpat, aku dan kekasihku terang-terangan
di depan publik kita berteman, dibelakang kita bermesraan


kau tau statusku, dan suka padaku
sama-sama tau, sama-sama suka
tapi kau cadangan bukan utama


.......... sebuah deklarasi dari kaum yang tak pernah merasa puas dengan daging mentah dan nafsu dibelakangnya.
"Anda bertanya tentang cinta yang sejati, tapi tak pernah mecarinya, bahkan menjauhinya"